JENIS PERTANYAAN DAN TEKNIK MENDENGARKAN DALAM KONSELING
Pertanyaan tertutup
adalah:
- Menghasilkan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ yang berguna untuk mengumpulkan informasi yang faktual.
- Tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan proses pengambilan keputusan.
- KONSELOR mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.
Pertanyaan terbuka
adalah:
- Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya “ bagaimana “ atau “ apa “.
- Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.
- Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dengan menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.
- Pertanyaan terbuka, yaitu memberikan dorongan pada pasien untuk memilih topik yang akan digunakan. Contoh: “Apa yang sedang anda pikirkan?”.
- Pengulangan pertanyaan, yaitu mengulang kembali pikiran utama yang telah diekspresikan oleh KLIEN dan keluarga. Contoh: “Anda mengatakan bahwa ibu anda telah meninggalkan anda ketika anda berusia 5 tahun?”.
- Pertanyaan klarifikasi, berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau meminta KLIEN untuk menjelaskan artinya. Contoh: “saya tidak jelas apa yang anda maksudkan, dapatkah anda menjelaskannya kembali?”.
- Pertanyaan refleksi, yaitu mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan dan isi pembicaraan kepada KLIEN. Contoh: “anda tampak tegang dan cemas, apakh ini berhubungan dengan pembicaraan ibu anda semalam?”.
- Pertanyaan berbagi persepsi, yaitu meminta klien untuk memastikan pengertian konselor tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh klien. Contoh: “anda tersenyum tetapi saya merasa bahwa anda sangat marah kepada saya?”.
BERTANYA EFEKTIF
- Menggunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban.
- Menggunakan kata-kata yang dipahami klien.
- Mengajukan pertanyaan satu per satu dan menunggu jawaban dengan penuh perhatian, tidak memotong.
- Menggunakan kata-kata yang mendorong klien untuk tetap berbicara : “dan?”, “bagaimana?”, “lalu?”, “maksudnya?”.
- Bila harus menyakan hal-hal yang sangat pribadi, jelaskan alasan mengapa harus ditanyakan.
- Menghindari penggunaan kata tanya “mengapa?”. Kemungkinan klien dapat merasa disalahkan.
- Mengajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien belum paham.
- Menghindari pertanyaan yang mengarahkan.
- Menggunakan “pertanyaan terbuka” karena lebih efektif
KETERAMPILAN MENDENGAR
- Mendorong klien untuk berbicara.
- Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien.
- Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien.
- Untuk memperoleh informasi.
- Memberi arahan percakapan terhadap klien.
Terdapat empat bentuk mendengarkan yang
bisa digunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu:
- Mendengar pasif (diam); dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya: berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberi kesempatan menenangkan diri.
- Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal; seperti: Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk. Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.
- Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi; dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan klien. Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami ?”, “ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?”.
- Mendengar aktif; yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien.